Total Pageviews

Blog tetangga sebelah

Tuesday 10 February 2009

Sejarah Melayu-Campa

Kerajaan Campa dari zaman ke zaman
Campa, menurut literatur Cina bernama Lin Yi, yang muncul pada tahun 192 Masehi, terletak di bahagian tengah negeri Vietnam sekarang, antara Gate of Annam (Hoanh Son) di utara dan Sungai Donnai di selatan. Penduduk Lin Yi bertutur dalam bahasa Cam dari rumpun Austronesia. Sejak awal Lin Yi merupakan negeri yang takluk pada Cina dan membayar upeti kepadanya. Nama “Campa” disebut (dan dipakai) pertama kali dalam dua buah inskripsi bahasa Sanskerta, satunya bertarikh 658 yang ditemui di bagian tengah Vietnam dan satu lagi ditemui pada tahun 668 di Kampuchea. Pada abad kelapan, merupakan kemuncak kerajaan Campa, yang ditandai dengan keluasan wilayahnya dan kemajuan peradabannya. Pada masa ini Campa merupakan sebuah kerajaan persekutuan yang terdiri dari lima kerajaan negeri : Indrapura, Amarawati, Vijaya, Kauthara dan Panduranga, yang masing-masing kerajaan negeri itu mempunyai pentadbiran masing-masing yang otonom, dengan ibu negara Indrapura (Quang Nam sekarang).



Kerajaan Campa mempunyai hubungan diplomatik dengan kerajaan jiran dan tetangganya. Dengan Cina dan Vietnam di utara, Kampuchea di barat dan Nusantara di selatan. Campa secara teratur mengirim utusan-utusan, dan delegasi serta mengadakan hubungan ekonomi dan keagamaan dengan Cina. Ajaran agama yang dianut masyarakat Campa pada abad kelapan dan sembilan adalah Budha Mahayana yang sampai ke Campa melalui sami yang datang dari Cina. Hubungan dengan Nusantara bermula ketika terjadi rompakan besar-besaran oleh orang Jawa pada penghujung abad kelapan. Dan hubungan itu menjadi lebih baik dalam bentuk hubungan perdagangan dan persahabatan

Saturday 7 February 2009

Aku Malu di urus oleh Walikota, Bupati, Gubernur, Menteri, Presiden Indonesia ”

Bandara Soekarno-Hatta lumpuh akibat banjir di sejumlah titik Tol Sedyatmo, yang menghubungkan Jakarta dengan bandara internasional tersebut. Gerbang pertama—sekaligus wajah pertama—menuju dan keluar Indonesia itu limbung. Antara 1-3 Februari lalu, penerbangan terpaksa dialihkan ke Halim Perdanakusuma, Palembang, Semarang, Surabaya dan bahkan Singapura! Di antara 30-40 ribu penumpang yang setiap hari datang dan pergi lewat Soekarno-Hatta, sekian ribu pastilah warga negara asing. Di mana akan ditaruh muka kita?


Banner

TWIT

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons